Gedung Loge de Vriendschap pada tahun 1800an dengan tahun 2018 |
PROLOG
Warga Surabaya sendiri
juga mengenalnya dengan nama gedung setan. De Vriendshcap dalam bahasa
Indonesia berarti Persahabatan. Loge ini didirikan pada 28 September 1809.
Inisiator pendirinya adalah Jacobus Albertus van Middelkop seorang
ridder-landdrost (kesatria-penguasa) di Java’s Oosthoek (jawa bagian timur) dan
juga pemilik Spookhuis didaerah Banyu Urip sekarang. Loge De Vriendschap juga
sering disebut dengan Loge Toendjoengan, karena letaknya yang berada di wilayah
Tunjungan depan Hotel Majapahit, pusat bisnis dan berkumpulnya orang-orang
Eropa ketika itu. Loge ini didirikan pada masa pemerintahan Herman Willem
Daendels (1801-1811) yang juga seorang Mason. Di Surabaya pada masa lalu banyak
orang-orang Eropa, diantara Jerman dan Belanda, yang sebagian dari mereka
berdarah Yahudi dan menjadi anggota Freemason. Loge De Vriendschap termasuk
dari tiga loge terbesar di Hindia Belanda, setelah Loge De Ster in het Oosten
di Batavia dan Loge La Constante et Fidale di Semarang.
Perbandingan ruangan didekat pintu masuk gedung Loge |
GEDUNG LOGE DE VRIENDSCHAP
Jika dilihat dari gambar lama, ruangan yang terletak disebelah kiri pintu masuk ini seperti ruang tamu atau ruang pertemuan dan diskusi. Cukup yakin bahwa foto lama posisinya seperti lokasi pada foto. Hal ini diperkuat dengan lokasi dan bentuk jendela yang sama. Pada awalnya organisasi ini masih memakai rumah-rumah pribadi anggota karena saat itu belum memiliki gedung sendiri, tapi kondisi ini tidak berlangsung lama karena pada tahun 1811 tuan van Cattenburch menyerahkan sebuah lahan untuk mendirikan sebuah gedung loji, dalam sebuah akta notaris ditetapkan sebagai berikut: “Pada hari ini tanggal 12 Juli 1811, mewakili Leendert Top penulis kerajaan dan kekaisaran, mantan kepala adsministrasi B.H.J. van Cattenburch yang menyatakan keiklasan dan kerelaan menyerahkan padanya seperti yang dia lakukan demi kepentingan organisasi loji De Vrienschap sebidang tanah di jalan yang menuju Simpang selebar 20 kali 30 roed, dengan jangka waktu 100 tahun terhitung sejak hari ini, dengan syarat bahwa apabila organisasi De Vriendschap harus dibubarkan, bidang tanah itu kembali kepada wakil atau pemilik tanah tersebut dengan jaminan sesuai hak-haknya”.Sebuah kepengurusan dibentuk pada bulan Mei 1814, hanya saja kepengurusan ini bertahan sampai tahun 1854 (dibubarkan). De Vriendschap pada masa seabad (1809-1909) dibedakan dalam tiga masa. Masa pertama ditandai dengan karya sosial, masa kedua dengan pelaksanaan berbagai karya masyarakat, masa ketiga pendidikan jasmani dan rohani anggota lebih diutamakan.
Pada masa pertama sekitar abad XIX, pengurus banyak berkarya untuk tujuan sosial seperti pembangunan tempat ibadah, membantu penanganan kebakaran di Krembangan, membantu fakir miskin di panti asuhan, membantu kebutuhan air di Blitar, dll. Pada gambar lama tampak ruangan pertemuan anggota yang cukup luas, karena lokasi pemotretan yang diujung ruangan. Kesulitan pengambilan gambar yg sama dengan posisi gambar lama dikarenakan ruang ini sekarang terdapat sekat-sekat yang difungsikan sebagai tempat tinggal penjaga bangunan ini. Bukti bahwa lokasi foto lama adalah ruangan ini ada pada bentuk jendela dan lubang ventilasi dari ruangan ini. Bukti lain adalah pintu pada gambar sudah membuktikan kebenaran lokasi ini.
Jika dilihat dari gambar lama, ruangan yang terletak disebelah kiri pintu masuk ini seperti ruang tamu atau ruang pertemuan dan diskusi. Cukup yakin bahwa foto lama posisinya seperti lokasi pada foto. Hal ini diperkuat dengan lokasi dan bentuk jendela yang sama. Pada awalnya organisasi ini masih memakai rumah-rumah pribadi anggota karena saat itu belum memiliki gedung sendiri, tapi kondisi ini tidak berlangsung lama karena pada tahun 1811 tuan van Cattenburch menyerahkan sebuah lahan untuk mendirikan sebuah gedung loji, dalam sebuah akta notaris ditetapkan sebagai berikut: “Pada hari ini tanggal 12 Juli 1811, mewakili Leendert Top penulis kerajaan dan kekaisaran, mantan kepala adsministrasi B.H.J. van Cattenburch yang menyatakan keiklasan dan kerelaan menyerahkan padanya seperti yang dia lakukan demi kepentingan organisasi loji De Vrienschap sebidang tanah di jalan yang menuju Simpang selebar 20 kali 30 roed, dengan jangka waktu 100 tahun terhitung sejak hari ini, dengan syarat bahwa apabila organisasi De Vriendschap harus dibubarkan, bidang tanah itu kembali kepada wakil atau pemilik tanah tersebut dengan jaminan sesuai hak-haknya”.Sebuah kepengurusan dibentuk pada bulan Mei 1814, hanya saja kepengurusan ini bertahan sampai tahun 1854 (dibubarkan). De Vriendschap pada masa seabad (1809-1909) dibedakan dalam tiga masa. Masa pertama ditandai dengan karya sosial, masa kedua dengan pelaksanaan berbagai karya masyarakat, masa ketiga pendidikan jasmani dan rohani anggota lebih diutamakan.
perbandingan ruang utama pada tahun 1800an dengan tahun 2018 |
bagian sebaliknya dari gambar sebelumnya, perhatikan gambar lantainya |
Pada masa pertama sekitar abad XIX, pengurus banyak berkarya untuk tujuan sosial seperti pembangunan tempat ibadah, membantu penanganan kebakaran di Krembangan, membantu fakir miskin di panti asuhan, membantu kebutuhan air di Blitar, dll. Pada gambar lama tampak ruangan pertemuan anggota yang cukup luas, karena lokasi pemotretan yang diujung ruangan. Kesulitan pengambilan gambar yg sama dengan posisi gambar lama dikarenakan ruang ini sekarang terdapat sekat-sekat yang difungsikan sebagai tempat tinggal penjaga bangunan ini. Bukti bahwa lokasi foto lama adalah ruangan ini ada pada bentuk jendela dan lubang ventilasi dari ruangan ini. Bukti lain adalah pintu pada gambar sudah membuktikan kebenaran lokasi ini.
Lambang dilantai di ruang utama pada gambar sebelumnya |
Lambang
berikut terdapat di bagian utama ruang pembelajaran. Keadaaan dari lambang ini
sangat baik sekali karena hampir semua lambang tampak terlihat jelas. Gedung
ini pada masa Bersiap atau masa perang pasca Indonesia merdeka pernah digunakan
sebagai tempat Palang Merah Internasional dan penampungan orang-orang Belanda
bekas tawanan dari luar kota Surabaya (Interniran perang) yang pada umumnya
merupakan rakyat keturunan Belanda yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah
kolonial Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia. Lambang diatas memiliki
banyak arti yang diwakili dari setiap gambar, gambar tali menandakan ikatan
anggota mason, gapura melambangkan rumah atau pintu masuk bagi anggota mason
yang baru, peralatan pertukangan melambangkan peralatan yang digunakan mason
dalam melaksanakan tugas mulia (terkait dengan rasional dan IPTEK), Buku dan
Jangka melambangkan sains, keteraturan geometrik, keseimbangan rasionalitas, jendela
melambangkan kehidupan diluar yang masih sangat banyak akan ilmu pengetahuan
yang lainnya, jam pasir melambangkan kehidupan dari manusia yang sementara dan
pasti akan habis (berakhir), Pilar Boaz and Jachin yang berada dianatara jam
pasir Menurut
Alkitab, Boaz and Jachin adalah dua pilar tembaga, kuningan atau perunggu yang
berdiri di teras Kuil Salomon dan Kuil pertama di Yerusalem. Lambang ini
berarti esoterisme yang kata ini berasal
dari kata Yunani
kuno ἐσωτερικός (esōterikós) yang berarti suatu hal yang diajarkan atau dapat
dimengerti oleh sekelompok orang tertentu dan khusus, dapat juga berarti suatu
hal yang susah untuk dipahami. Bongkahan batu kasar melambangkan anggota mason
yang baru bergabung sehingga pengetahuannya masih dangkal sehingga diperlukan
pembelajaran. Tangga tinggi melambangkan proses masuknya para anggota, dapat
juga dikatakan tempat yang tinggi merupakan tempat yang suci untuk memasuki kuil
kemanusiaan yang merupakan tujuan dari Freemason, membentuk manusia yang
berkarakter sesuai dengan moral dan keyakinan yang dia wujudkan dalam bentuk
perbuatan. Pada
5 Juli 1813, Letnan Gubernur Jenderal pada masa kolonialisme Inggris di Jawa,
Thomas Stanford Raffles melakukan kunjungan resmi ke Loge De Vriendschap. Dalam
kunjungan tersebut, diadakan upacara kenaikan pangkat sebagai anggota Freemason
kepada Raffles. Dr. Dirk de Visser Smith seorang Mason yang melakukan
penelitian tentang keberadaan organisasi ini di Hindia Belanda dari 1760-1860
memasukkan nama Raffles sebagai anggota Freemason pada 1813. Raffles dikenal
sebagai orang yang banyak melakukan penelitian terhadap kebudayaan dan adat istiadat
Jawa, sehingga melahirkan buku karya besarnya berjudul “The History of Java”.
Ia juga dikenang sebagagai pengasas berdirinya negara yang sekarang bernama
Singapura. Selain Raffles. Para pimpinan Loge De Vriendschap berasal dari
berbagai macam profesi, seperti; notaris, dewan praja, kapiten Angkatan Laut,
apoteker, insinyur, kapiten artileri, presiden dewan konstitusi (Presiden Raad
van justitie), mayor jenderal, dan lain-lain. Selain orang-orang Eropa, total
anggota Freemasonry di loge ini pada masa-masa awal adalah; 25 orang keturunan
Arab (Oosterlingen),12 etnis China, 7 Jawa, 1 Madura, dan 5 Melayu. Foto diatas
adalah kelanjutan foto sebelumnya. Lambang pada lantai difoto baru sama dengan
foto lama yang menjadi ruang pertemuan anggota Loge De Vriendschap.
Foto
perbandingan ruang makan para anggota Loge de Vriendschap. Sama seperti ruangan yang
lainnya ruangan ini terdapat sekat-sekat yang difungsikan sebagai kamar. Namun
untuk ruangan ini kurang terawat karena sudah tidak digunakan lagi
(terbengkalai). Bentuk jendela dan pintu dari postingan sebelumnya memastikan
bahwa ruangan inilah yang menjadi lokasi ruang makan pada foto lama. Sedangkan
dibelakang terdapat ruangan yang dibatasi tembok yang nantinya akan
menghubungkan dengan ruangan depan. Hampir masih terjaga keaslian ruangan ini.
Bahkan motif lantai masih ada, hanya saja sangat kotor dan banyak barang-barang
tak terpakai. Mungkin jika direstorasi akan didapat ruangan yang sama persis
dengan foto lama.
Kipas
gantung pada ruang makan, meski sudah terdapat banyak ventilasi dan ukuran
jendela begitu besar, nampaknya masih membuat orang Eropa “kepanasan”. Memang
suhu di Indonesia sangat jauh berbeda dengan di Eropa terlebih di Surabaya. Perkembangan Loge De Vriendschap’ mengalami banyak kendala mulai saat tentara Jepang masuk
ke Hindia Belanda hingga masa Indonesia sudah merdeka. Pada tanggal 7 April
1955 dibuat Yayasan Loka Pamitran ((Lokal) Loge, Pamitran = Persahabatan sama
artinya dengan Loge De Vriendschap) untuk menaungi gerak mason ini. Konflik
Indonesia dengan Belanda tentang tanah Papua berujung pada pengusiran warga
Belanda dari tanah Indonesia dan menasionalisasi bangunan-bangunan kolonial,
efek konflik ini membuat loji De Vriendschap memindahkan aktifitasnya ke
Belanda dan menutup loji yang di Surabaya mulai tanggal 22 Februari 1959. Bangunan
seluas 6.968 meter persegi (dulunya seluas 7310 meter persegi, menyusut karena
ada perluasan jalan) yang ada di jalan Tunjungan (jalan Tunjungan nomer 74, 76,
78, 80, 80A, 82, 84, 86) ini masih menyisakan dilema/permasalahan status
kepemilikan. Sebagian besar tanah dan bangunan sudah dimiliki pihak Yayasan
Loka Pamitran sedangkan ruangan bagian depan menjadi kantor dari Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sayangnya pemeliharan bangunan ini jauh dari kata baik, beberapa ruangan dalam bangunan ini terlihat sangat kumuh dan tidak terawat. bahkan ada beberapa ruangan yang sangat lembab memicu munculnya pelapukan didinding bangunan. Perlunya pemugaran pada bangunan bersejarah ini agar dapat menjadi sarana wisata dan pembelajaran sejarah, besarnya nilai dan perjalanan sejarah dari gedung ini telah menjadi saksi bisu kejayaan kolonial masa lalu. Semoga gedung ini tetap terjaga keutuhanya sehingga dapat bermanfaat bagi para akadimisi dimasa sekarang. Rawat atau Musnah, hanya itu pilihan dari kita dalam menyikapi bangunan cagar budaya di Indonesia.
SELAMATKAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA
SELAMI KOTAMU DARI MASA LALU
JAGA KOTAMU DI MASA KINI
Prasasti yang menyatakan bahwa bangunan Loge de Vriendschap adalah bangunan Cagar Budaya |
SELAMATKAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA
SELAMI KOTAMU DARI MASA LALU
JAGA KOTAMU DI MASA KINI
Sumber:
Loge
de Vriendschap Soerabaia, Gedenkschrift Uitgegeven bij Gelegenheid van het 125
Jarig Bestaan,
Oud
Soerabaia, Von Faber,
Wawancara Sam
Ardi, periset okultisme dan administrator Grup Telegram Sejarah
Wawancara Bapak
Eddi E Samson,
logedevriendschap.nlAYO IKUTI KOMPETISI " BLOG CAGAR BUDAYA INDONESIA"
"RAWAT ATAU MUSNAH!"
